Selamat sore sahabat. Kali ini Droid ingin kembali menuliskan tulisan agar memenuhi 5 postingan terlebih dahulu. Oh ya sebelumnya, bagaimana dengan tampilan baru weblog ini? Bagus tidak? Kalau tidak, mohon masukannya dari sahabat agar weblog ini terlihat lebih bagus dan profesional :)
Droid mengangkat tema tentang kebijakan skenario pemerintah untuk kenaikan bahan bakar minyak. Kita tahu bahwa minyak dunia saat ini terus mengalami kenaikan dan pemerintah tidak sanggup untuk men-subsidi BBM karena terlalu besar biayanya (padahal Pertamina teh perusahaan milik pemerintah juga ya).
Ada dua opsi yang ditawarkan oleh pemerintah. Yang pertama adalah menaikkan harga BBM sebesar Rp1500. Jadi dengan kenaikan tersebut, harga BBM menjadi Rp6000. Menurut Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Widjajono Partowidagdo, opsi pertama ini akan menghemat subsidi BBM hingga Rp31,5 triliun.
Sedangkan opsi kedua adalah mematok besaran subsidi per liternya Rp2000. Opsi ini, menurut Widjajono Partowidagdo, anggaran subsidi pemerintah bisa lebih terukur karena penghematannya jelas sebesar Rp2000 per liter.
Kedua opsi tersebut memiliki keuntungan yang berbeda. Jika dipilih opsi pertama, maka inflasi akan terjaga. Sedangkan untuk subsidi yang lebih pas dan jelas, menjadi keuntungan opsi kedua, kata Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral itu.
Menurut sahabat, lebih baik opsi yang mana? Opsi pertama atau kedua? Sebutkan alasannya juga yaa :)
Droid mengangkat tema tentang kebijakan skenario pemerintah untuk kenaikan bahan bakar minyak. Kita tahu bahwa minyak dunia saat ini terus mengalami kenaikan dan pemerintah tidak sanggup untuk men-subsidi BBM karena terlalu besar biayanya (padahal Pertamina teh perusahaan milik pemerintah juga ya).
Ada dua opsi yang ditawarkan oleh pemerintah. Yang pertama adalah menaikkan harga BBM sebesar Rp1500. Jadi dengan kenaikan tersebut, harga BBM menjadi Rp6000. Menurut Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Widjajono Partowidagdo, opsi pertama ini akan menghemat subsidi BBM hingga Rp31,5 triliun.
Sedangkan opsi kedua adalah mematok besaran subsidi per liternya Rp2000. Opsi ini, menurut Widjajono Partowidagdo, anggaran subsidi pemerintah bisa lebih terukur karena penghematannya jelas sebesar Rp2000 per liter.
Kedua opsi tersebut memiliki keuntungan yang berbeda. Jika dipilih opsi pertama, maka inflasi akan terjaga. Sedangkan untuk subsidi yang lebih pas dan jelas, menjadi keuntungan opsi kedua, kata Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral itu.
Menurut sahabat, lebih baik opsi yang mana? Opsi pertama atau kedua? Sebutkan alasannya juga yaa :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar mencirikan sifat orang tersebut. Jadi, berkomentarlah dengan jelas, cerdas, dan sopan